Pengelompokkan Limbah Berdasarkan Jenis Senyawa
4 minute read
Pada artikel kali ini tentang Pengelompokan limbah
berdasarkan jenis senyawa yang disebut juga secara kimiawi, yaitu limbah dibedakan
menjadi 2 bentuk yaitu limbah organik dan anorganik. Jumlah Komposisi limbah paling
banyak di negara berkembang adalah limbah organik, jumlahnya antara 60- 70%,
sedangkan limbah anorganik sebesar kurang lebih 30%.
![]() |
Pengelompokkan Limbah Berdasarkan Jenis Senyawa |
1. Limbah organik
Apabila dikelompokkan berdasarkan suku kata limbah organik
terdiri dari 2 suku kata yaitu “Limbah” dan “Organ”. Limbah mempunya arti sisa
atau buangan, sedangkan organ artinya kelompok jaringan yang melakukan beberapa
fungsi (mahluk hidup). Apabila kedua 2 suku kata tersebut digabungkan maka
limbah organik adalah jenis bahan-bahan sisa atau buangan mahluk hidup seperti
tumbuhan dan hewan. Itulah pengertian dari limbah organik.
Selain itu, ada beberapa definisi lain dari limbah organik
yang akan dijelaskan pada artikel ini. Limbah organik memiliki defenisi berbeda
yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan penggolongannya. Berdasarkan
pengertian secara kimiawi limbah organik merupakan segala limbah yang
mengandung unsur karbon (C). Oleh sebab itu, limbah organik dapat meliputi
limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, dan
sisa-sisa tumbuhan mati), kertas, plastik, dan karet. Dilihat secara teknis
sebagian besar orang mendefinisikan limbah organik sebagai limbah yang hanya
berasal dari mahluk hidup (alami) dan sifatnya mudah busuk. Artinya,
bahan-bahan organik alami namun sulit membusuk/terurai, seperti kertas, dan
bahan organik sintetik (buatan) yang juga sulit membusuk/terurai, seperti
plastik dan karet, tidak termasuk dalam limbah organik. Hal ini berlaku
terutama ketika orang memisahkan limbah padat (sampah) di tempat pembuangan
sampah untuk keperluan pengolahan limbah.
Limbah organik yang berasal dari mahluk hidup mudah membusuk
karena pada mahluk hidup terdapat unsur karbon (C) dalam bentuk gula
(karbohidrat) yang rantai kimianya relatif sederhana sehingga dapat dijadikan
sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Hasil pembusukan
limbah organik oleh mikroorganisme sebagian besar adalah berupa gas metan (CH4)
yang juga dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.
Pengertian lain dari limbah organik yaitu limbah yang dapat
diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob. Limbah
organik dapat dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah ini
mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam
tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi
organisme yang hidup di dalamnya.
Limbah organik dapat mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan
kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti
daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis
yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah,
atau pasar ikan yang jenisnya relatif seragam, dimana sebagian besar (95%)
berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari
pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari
sampah organik dan sisanya anorganik.
Limbah organik dibagi menjadi dua yaitu limbah organik basah
dan limbah organik kering. Limbah organik basah memiliki kandungan air yang
cukup tinggi seperti kulit buah dan sisa sayuran. Limbah organik kering
merupakan limbah yang memiliki kandungan air yang relatif sedikit seperti kayu,
ranting pohon, dedaunan kering dll.
2. Limbah anorganik
Pengertian lain dari limbah anorganik secara kimiawi yaitu
limbah yang tidak mengandung unsur karbon, seperti logam (misalnya besi dari mobil
bekas atau perkakas, dan aluminium dari kaleng bekas atau peralatan rumah
tangga), kaca, dan pupuk anorganik (misalnya yang mengandung unsur nitrogen dan
fosfor). Limbah-limbah ini tidak memiliki unsur karbon sehingga tidak dapat
diurai oleh mikroorganisme. Seperti halnya limbah organik, pengertian limbah
anorganik yang sering diterapkan di lapangan umumnya limbah anorganik dalam
bentuk padat (sampah). Selain itu, limbah anorganik juga merupakan limbah yang
tidak dapat atau sulit terurai/busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai,
sehingga plastik, kertas, dan karet juga dikelompokkan sebagai limbah
anorganik. Bahan-bahan tersebut sulit diurai oleh mikroorganisme karena unsur
karbonnya membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang (polimer).
Beberapa limbah anorganik dapat didaur ulang kembali seperti
plastik, logam, dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus
diolah terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill, pembakaran
(incineration), atau penghancuran (pulverisation).
Limbah anorganik seperti plastik, styrofoam, dll apabila
dibiarkan terus-menerus akan semakin banyak dan menumpuk sehingga selain dapat
mengganggu pemandangan juga dapat menjadi polutan pada tanah. Air limbah industri juga dapat mengandung
berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut diantaranya :
- Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industri
- Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil
Semoga sedikit penjelasan tentang Pengelompokkan Limbah Berdasarkan Jenis Senyawa dapat menjadi referensi.