-->

Cara Mengolah Limbah Tumbuhan


Limbah atau barang sisa barang yang tidak terpakai apabila dibiarkan di linkungan terbuka dalam jangkan waktu yang lama akan menimbulkan masalah. Masalah tersebut disebut masalah sosial karena mengganggu orang lain. Suatu contoh apabila membiarkan sisa-sisa sayuran yang tidak dimasak dan di taruh di halaman belakang dalam waktu beberapa hari akan membusuk dan menimbulkan bau yang mengganggu.

Tidak hanya itu, apabila limbah tumbuhan dibiarkan saja membusuk akan menyebabkan berbagai penyakit. Penyakit yang disebabkan karena lalat yang hinggap di makanan setelah hinggap pada limbah organik  tersebut. Untuk mengolah limbah tumbuhan perlu perencanaan dan tahapan-tahapan yang tepat agar prosesnya berjalan dengan cepat dan tidak menimbulkan masalah bagi diri sendiri dan orang lain.

Cara Mengolah Limbah Tumbuhan

Berikut ini merupakan Cara Mengolah  limbah tumbuhan yang tepat :
  1. Perencanaan Pengolahan Limbah organik  Anorganik
  2. Tahapan Tahapan Pengolahan Limbah organik  Anorganik
Cara Mengolah Limbah Tumbuhan
Cara Mengolah Limbah Tumbuhan


Perencanaan Pengolahan Limbah organik  Anorganik

Ketikan hendak melakukan pengelolaan limbah organik  organik perlu adanya cara pengolahan limbah organik  yang lebih baik, peningkatan peran serta dari lembaga-lembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan limbah organik , meningkatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan aspek ekonomi yang mencakup upaya meningkatkan retribusi limbah organik  dan mengurangi beban pendanaan pemerintah serta peningkatan aspek legal dalam pengelolaan limbah organik .

Alat-alat yang diciptakan dengan pengetahuan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan limbah organik  ini merupakan gabungan cara-cara yang tepat guna yang meliputi teknologi pengomposan, teknologi penanganan plastik, teknologi pembuatan kertas daur ulang. “Teknologi Pengolahan Limbah organik  Terpadu Menuju Zero Waste” harus merupakan teknologi yang ramah lingkungan.

Pengasilan barang yang bersih atau biasa disebut dengan Zero waste adalah salah satu langkah untuk merencanakan ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi dengan berangsur-angsur, dan menciptakan produk dan limbah-limbahnya yang  aman dalam kerangka siklus ekologi. Metode ini juga harus diterapkan pada berbagai kegiatan termasuk juga aktifitas dalam rumah tangga.

Tahapan Tahapan Pengolahan Limbah Organik  Anorganik


Tahapan-tahapan pengelolaan terdiri atas beberapa proses, mencakup proses dimulai dari sumber limbah organik , hingga proses pembuangan ke TPA. Diharapkan, dengan adanya pengelolaan limbah organik  anorganik ini, tidak lagi menjadikan TPA sebagai satu-satunya cara pemecahan permasalahan limbah organik , melainkan melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat.

Adapun bentuk pengelolaan yang dianjurkan untuk menangani masalah limbah organik  adalah sebagai berikut :
a.       Pemilahan
Pengelolaan limbah organik  dapat dilakukan dengan mengadakan pemilahan limbah organik  basah (organik) dan limbah organik  kering (anorganik) oleh masing-masing rumah tangga. Untuk keluarga yang mempunya tempat kosong, dapat mengolah limbah organik  basah menjadi kompos sendiri yang berguna untuk tanaman, sedangkan untuk limbah organik  kering seperti kertas, botol, plastik dan kaleng, sebelum dibuang sebaiknya dipilah dulu, dikarenakan limbah organik  tersebut ada yang dapat didaur ulang atau digunakan kembali, bisa juga diberikan kepada pemulung dan yang tidak bisa dipakai kembali dapat dibuang.

b.      Penempatan
Untuk penempatan yang bisa dilakukan adalah secara pribadi atau perorangan, yaitu setiap keluarga menyediakan tempat, wadah ditempatkan di halaman depan rumah atau di pinggir jalan sehingga mempermudah pada saat pengumpulan dan pengangkutan.
Maksud dari penempatan limbah organik  ini adalah untuk memisahkan limbah organik  anorganik menurut jenisnya/bahan, agar memudahkan dalam proses pengolahan selanjutnya. Pewadahan yang merupakan suatu cara penampungan limbah organik  untuk sementara sebelum dipindahkan ke tempat pembuangan sementara (TPS) atau (TPA).

Untuk mencegah terjadinya kebocoran atau menimbulkan bau sehingga mengganggu lingkungan dan pernafasan, maka semua limbah organik  harus disimpan dalam wadah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1 Tertutup,
2 Tidak mudah rusak dan kedap air,
3 Mudah dan cepat dikosongkan serta diangkut,
4 Ekonomis dan mudah diperoleh.
c. Pengolahan Limbah Organik

Ada beberapa cara yang bisa manfaatkan untuk mengolah limbah organik :
1.  Makanan Ternak
Dibeberapa tempat penyumbang limbah organik terbesar yang berasal dari tumah tangga biasanya dikumpulkan oleh peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya sapi, unggas.
Di Indonesia, limbah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi), daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga ayam atau itik.
Cara pengolahan limbah organik ini sangat bermanfaat selain mengurangi jumlah limbah juga mengurangi biaya peternakan. Namun, limbah organik ini harus dibersihkan dan dipilah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika limbah organik tadi bercampur dengan limbah-limbah yang mengandung logam-logam berat yang dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.

B ) Komposting Pengkomposan
Pengolahan limbah organik yang dengan metode ini merupakan cara pengolahan limbah, segaligus usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang sangat menyuburkan tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.
Mikroorganisme yang bisa digunakan untuk pengolahan limbah organik bisa berupa bakteri, jamur, khamir, juga insekta dan cacing. Supaya perkembangan mikroorganisme dapat maksimal, maka diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).

Sistem pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
  1. Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
  2. Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.
  3. Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal.
  4. Zat hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding dengan pupuk buatan.

C ) Biogas
Para petani selalu mencari jalan untuk meningkatkan taraf hidupnya. salah satu cara peningkatan taraf hidup ialah dengan cara membuat bahan bakar untuk memasak. Perkembangan teknologi sekarang  banyak penduduk membuat bahan bakar biogas berskala kecil di rumah. Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan limbah organik atau campuran dari keduanya. secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencapur limbah-limbah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya dibiarkan selama kurang lebih 2 (dua) minggu.
Limbah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan antara lain:
  1. Mengurangi jumlah limbah.
  2. Menghemat energi dan merupakan sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
  3. Nyala api bahan bakar biogas ini terang/bersih, tidak berasap seperti arang kayu atau kayu bakar. Dengan menggunakan biogas, dapur serta makanan tetap bersih.
  4. Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.

Masih banyak cara mengolah limbah tumbuhan yang bisa dilakukan untuk mengurangi pencemaran terhadap lingkungan.

Semoga artikel tentang Cara Mengolah Limbah Tumbuhan dapta bermanfaat.